Membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) dari Nasi Bekas
May
26
Pernah dengar MOL? Ini bukan bilangan mol di ilmu Kimia
lho, tapi Mikro Organisme Lokal, yaitu sekumpulan mikro organisme yang
berfungsi sebagai “starter” dalam pembuatan kompos organik. Dengan kata
lain, MOL akan membantu mempercepat proses pengomposan. Selain untuk
pengomposan, MOL juga bisa disiramkan langsung ke media tanam guna
menyuburkan tanah para keluarga pohon yang kita miliki. (Cieee…gaya,
berasa udah ngerti aja) Konsep zero waste ini sebenarnya saya dapat dari blognya pak Supardiyono, tapi ketika membuat MOL nasinya, saya mengikuti petunjuk seorang teman di grup tanaman di Facebook. Sekadar info, di blog beliau itu ada buanyakkk sekali tips berkebun yang begitu menginspirasi.
Nah, gimana cara membuatnya? Yukkk, di
simak!
1. Siapkan nasi untuk ‘dijamurkan’
Caranya, ambil nasi sisa yang memang sudah basi atau tidak dimakan lagi kira-kira satu mangkok kecil atau secukupnya, lalu letakkan dalam wadah dan biarkan nasi tersebut basi sampai muncul jamur berwarna orange. Kalau bisa nasi diletakkan di tempat terbuka tapi jangan sampai kering. Saya biasa taruh di bawah tempat cucian piring atau di pojokan dapur, yang penting baunya ga mengganggu penghuni rumah
2. Campurkan dengan larutan gula
Yang namanya mikro organisme tentu membutuhkan makanan untuk perkembangannya. Maka kali ini yang kita gunakan adalah gula. Larutkan 1 liter air dengan 5 sendok makan gula pasir. Setelah itu, masukkan larutan gula ini ke mangkok yang berisi nasi berjamur tadi, aduk sampai tercampur semua, diremas-remas kalau perlu supaya halus (sebaiknya pakai sarung tangan)
3. Diamkan sampai bau tape
Campuran nasi berjamur dan larutan gula tersebut didiamkan selama seminggu atau lebih, sampai campuran tersebut berbau tape. Tau bau tape ubi, kan? Nah, baunya seperti itu. Kalau sudah bau tape, tandanya sudah siap panen dan dipake.
4. Pemakaian dan penyimpanan
Agar mudah menggunakannya, MOL yang siap panen tersebut saya masukkan dalam botol air mineral. Jadi deh, siap pakai! Kalau mau disiram ke media, katanya tidak perlu disaring, langsung pakai saja. Tapi kalau mau disemprot ke tanaman, bisa disaring. Kemarin waktu buat, saya saring supaya mudah nyimpen di botol kecil. Mungkin berikutnya tidak saya saring.
Saran pemakaian:
Untuk dipakai sebagai starter kompos, larutkan MOL dan air dengan perbandingan 1:20. Cara memakainya, disiram langsung ke media tanam, sebaiknya jangan terkena batang dan daun. Artinya, bila MOL-nya 1 sendok makan, airnya 20 sendok makan, bila MOL 1 liter maka air 20 liter, dan seterusnya, gunakan kelipatannya seperti pada prinsip pengenceran. Tujuannya supaya tidak terlalu pekat dan tidak merusak media tanaman. Penyiraman MOL bisa dilakukan seminggu sekali atau seminggu 2 kali.
Saran penyimpanan:
Atas saran seorang teman, untuk menyimpan MOL sebaiknya diberi lubang udara sedikit supaya oksigen tetap mengalir. Karena saya simpan di botol air mineral, saya bolongin dikit tutupnya biar ga repot buka tutup. Dan juga jangan lupa ditambahkan sedikit gula pasir sebagai makanannya.
Cara Memperbanyak MOL
Daripada membuat MOL berulang-ulang, lebih baik memperbanyaknya alias menternakkannya. Caranya, bagi dua MOL ke dalam 2 wadah. Misalnya jika kita punya 1 botol MOL, bagi dua ke botol kedua, separuh-separuh. Lalu tambahkan air sampai hampir penuh. Masukkan gula pasir sesuai takaran di atas. Beberapa hari kemudian akan terlihat cairan MOL di dalam botol menjadi lebih pekat, itu tandanya MOL sudah beranak-pinak. Lakukan cara yang sama untuk membuat MOL di botol-botol berikutnya.
Selesai. Mudah, kan? Sampah di rumah kita jadi bisa lebih bermanfaat ketimbang mengotori sekitar. Sebaiknya memang jangan membuang-buang nasi juga. Nasi sisa jika memang benar-benar bersisa saja untuk kasus tertentu. Ohya, bagi anda yang memegang mazhab “penjijik” alias ga suka yang jijik-jijik, MOL ini berarti ga cocok buat anda Bisa digunakan tape sebagai alternatif. Cara membuatnya baca saja di blognya pak Supardiyono itu ya.
Rencananya besok mau saya coba ke tanaman Binahong dan Jambu Biji saya biar cepat besar. Hasilnya kira-kira gimana, ya? Tunggu terus info perkembangannya yaaaa
Sekadar info, ada yang bilang kalau MOL bisa berbahaya buat tanaman, tapi saya cuek aja. Kalau kata pak Supardiyono atau teman-teman saya, prinsipnya mikro organisme itu sangat membantu proses penyuburan tanaman. Lagipula teman-teman saya sudah banyak yang mencobanya di tanaman mereka, dan hasilnya subur-subur. Jadi kalau anda ragu untuk menggunakannya, sebaiknya anda coba bikin sendiri dan uji coba di satu atau dua tanaman anda di rumah, lalu lihat hasilnya. Jika sukses, maka bisa diteruskan untuk tanaman lain. Jika kurang sukses, coba dievaluasi apakah caranya sudah benar atau mungkin ditanyakan ke yang lebih paham seperti pak Supardiyono itu. Yang penting jangan takut untuk mencoba. Kalau Alfa Edison takut mencoba, mungkin ga akan ada lampu saat ini. Selamat mencoba!
Update 23 Juni 2012
Setelah MOL saya bisa dipanen, saya siram ke media tanam pohon tin dalam pot di rumah. Satu sampai dua hari kemudian, langsung terlihat tunas daun baru membuka dan pecah, dan ini berlaku di semua cabangnya. Padahal sebelumnya pohon tin saya stagnan, mandek ga berkembang. Sudah diberi pupuk kandang juga masih tetap begitu. Akhirnya setelah saya beri MOL, ada kemajuan, alhamdulillah, semoga tetap membaik kondisinya.
Adapun manfaat MOL diantaranya; sebagai Pupuk Organik Cair (POC) untuk tanaman maupun kolam, sebagai bahan-bahan organik untuk pembuatan kompos, sebagai pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman,
SUMBER
Bagus..bagus akan saya coba.Terima kasih informasinya
BalasHapus