Senin, 23 September 2013

SOP BIO FLOC

SOP BIO FLOC

 

Sumber : Klik 






MANAJEMEN AIR
1.         PERSIAPAN MEDIA
a.   Desinfektan (suci hama) Kolam
(formalin, methyline blue, kalium pengamanat)
b.   Ketinggian air minimal 80-100 cm
·                    Rentang perubahan suhu rendah, sehingga suhu relatif stabil
·                    Toleransi tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik)
·                    Ruang yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas
c. Air dikondisikan 1-2 hari
-       Menstabilkan komposisi kimia air/reaksi kimia air sudah selesai
-       Penggaraman 500 - 1000 gram/m³ (maksimal 15 promill), untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen
-       Stabilisasi kimia air dan pH air
-       Memberi waktu untuk populasi dekomposer (probiotik), agar mampu mendominasi media
Catatan kasus kematian benih pada awal tebar:
penyebab bisa macam2. misal, beberapa hari setelah tebar kena hujan, planktonnya goncang, amonia naik juga biosa menyebabkan kematian spt itu. serangan parasit protozoa (trichodina, ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus, gyrodactilus ) juga bisa menyebabkan kematian spt itu, yg biasanya semakin ganas saat cuaca dingin. dan kemungkinan masih banyak lagi. Serbetul. biasanya, saat cuaca dingin atau hbs hujan dimana plankton mati (amonia tinggi) nafsu makan ikan turun dan ikan menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang. ikan menggantung selanjutnya banyak makmum yang mengikuti.
2.         APLIKASI PROBIOTIK
a.   Probiotik 2 liter/ hektar
b.   Bakteri yang diaplikasikan :
-      Bacilus substilis
-      Bacilus polymixa
-      Bacilus thermopillic
-      DLL
-      
c. Air dikondisikan 5-7 hari
Populasi bakteri pendukung (dekomposer)  mendominasi media
d.   Intensitas dan dosis aplikasi probiotik
-      Persiapan media 4 cc/m³
-      Pada saat tebar benih 2 cc/m³
-      Selanjutnya pada hari ke-7, 14, 19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49, 52, 54, 56, 58, 60 masing-masing 2 cc/m³
e.Fermentasi pakan dengan probiotik 2 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk menghindari kontaminator
3.         KONTROL KUALITAS AIR
a.   Dominasi plankton dan zooplankton
-      Warna    : hijau muda cerahhijau tua pekat
-      Bau        : tidak berbau – bau lumut
Pada masa dominasi ini banyak tedapat algae yang termasuk plankton (phytoplankton = plankton yang bersifat tumbuhan dan bisa berfotosintesis). kalo plankton yang bersifat hewan = zooplankton, plankton yang hidup dari sampah (bhn organik disebut saproplankton (termasuk bakteri dan jamur). plankton sendiri didefinisikan sebagai jasad renik yg hidup melayang-layang dalam air, bergerak sedikit/tidak bergerak dan selalu mengikuti arus.
Pada fase ini kita perlu berhati-hati terhadap Blue Green Algae (BGA), yang muncul dan dominan karena lingkungan mendukungnya. Dalam hal ini jenis fitoplankton lain tidak tumbuh. Misalnya N/P ratio rendah (miskin mineral), BGA tetap tumbuh krn bisa mengikat N dr udara. Sinar matahari cukup. Jadi utk menekan perkembangan BGA (selain ganti air) adalah menambah N (pupuk ZA jangan urea), aplikasi probiotik dan kurangi sinar yg masuk ke kolam dengan menutup sebagian atau seluruh atas kolam
Cirinya, air akan berwarna hijau gelap/tua, kadang permukaan berlendir, bisa mempengaruhi nafsu makan (nafsu makan turun) dan muncul kotoran putih yang mengambang di permukaan (untuk lele ukuran pendederan - besar). karena terjadi infeksi pada pencernaan (hemocytic enteristik)
Bila terjadi overbloom (terlalu pekat) bisa digunakan bhn kimia perusi (copper sulfat) 0,1 - 0,5 g/m3. atau bahan yg mengandung bhn aktif copper sulfat, adapun dosis mengikuti petunjuk obat tsb.
untuk kolam tanah, bisa menggunakan liat yg diencerkan hingga cair kemudian ditebar secara merata dipermukaan kolam. air spt warna sungai banjir. dgn demikian, BGA akan terikat oleh liat dan mengendap, disamping itu, permukaan yg keruh akan mengurangi/menghalangi sinar matahari shg perkembangan BGA bisa dihambat.
plankton tersebut memang bisa tumbuh di perairan sekritis apapun dan semiskin apapun. sifatnya kosmopolitan.. mudah hidup dimana-mana dlm kondisi apapun. plankton lain nggak bisa hidup plankton ini mudah beradaptasi dimana saja. Sungguh tanda kebesaran ILLAHI. asal ada sedikit P, dia bisa hidup krn bisa ambil N dr udara.
b.   Dominasi bakteri pengurai
-      Warna    : coklat tehcoklat mudacoklat pekat
-      Bau        : tidak berbau – bau asam amino
c. Dominasi bakteri photosintetic
-      Warna      : coklat keruhmerah muda cerah
-      Bau          : asam amino atau bau asam (kecut) 
Rumus kimia dominasi bakteri fotosintetik
6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 6 S + energi (kalor)
Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+), menghilangkan H2S yang ada dalam air.
Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat
jenis plankton ini, bisa menyerap amonia dan H2S,  masalah utama dalam akuakultur yang sering menimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen.
Disamping dibaca dari perubahan warna dan kekeruhan, kualitas air dibaca dari perilaku ikan:
Media baik : ikan aktif bergerak, cenderung dibawah, nafsu makan tinggi
Media jelek: ikan lamban, nafsu makan turun, ikan cenderung menggantung di permukaan
Bila media sudah tidak nyaman, segera lakukan pergantian air maksimal 30%, atau dengan penambahan dekomposer
4.         INDIKATOR KUALITAS AIR
a.   Air Sehat
-       Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
-       Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam
-       Air tidak berbau bau asam amino
-         Air tidak sehat - Warna kusam, pekat, permukaan berminyak
-       Akibat dominasi Blue Green Algae
-       Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan kurang
-       Bau menyengat → amoniak atau anyir
b.   Pergantian air
-       Situasional, selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti
-       Pergantian air Maks 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan
-       Air yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan amonia dan nitrit tinggi
-       Pergantian dengan cara sirkulasi, untuk menghindari perubahan yang ekstreem dan membuat ikan stress
MANAJEMEN BENIH
-        Benih dari induk yang unggul ( masamo )
-        Benih sehat, gerak aktif dan lincah
-        Ukuran sama
-        Dari satu induk yang sama (kecepatan tumbuh sama)
-        Warna seragam
-        Organ lengkap
-        Bentuk proporsional
-        Benih dari pembenih/ hatchery yang terpercaya
MANAJEMEN PAKAN
1.   Pakan berkualitas kualitas (referensi dari pembudidaya yang sudah mencoba) dan ketersediaan di wilayah sekitar (efisiensi biaya transportasi), pemilihan produk didasarkan pada bukti
2.  Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, dengan tujuan pertumbuhan ikan rata (racak)
3. Feeding program (program pakan)
Dari pakan yang dimakan ikan, dihasilkan C organik, N organik, P organik yang dikeluarkan oleh ikan lewat insang (ekskresi) dan sebagian dibuang dalam bentuk feaces (kotoran). Limbah organik ini yang bereaksi membentuk amonia, nitrit dan zat lain yang meracuni ikan dan merusak komposisi media dan berpotensi besar merangsang pertumbuhan bakteri pathogen (penyakit)

-         Porsi makan daya tumbuh optimum perhari (ADG = Average Daily Growth)
salah salah satu parameter,  porsi makan sangat dipengaruhi oleh :
·        Kondisi alam sekitar
·        Intensitas cahaya matahari yang masuk ke kolam
·        Suhu media (air)
·        Komposisi kimia dan biologi air
·        Jenis benih
·        Teknologi budidaya yang digunakan
-         Porsi makan 80% dari daya kenyang, disediakan ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna
-         ikan lele memiliki kodrat mulutnya lebar selebar badan / kepalanya. filosofinya ikan ini rakus makan. ikan akan makan sampai lambungnya penuh. nah bayangkan kalo lambung sudah penuh kemudian pakan mengembang.. apa jadinya?
-         perut/pencernaan akan membengkak, mungkin juga luka. selanjutnya bakteri dalam pencernaan menyerang. biasanya penyakit perut bengkak/kembung karena infeksi bakteri Edwardsiella sp. bakteri ini susah diberantas tuntas karena membentuk cysta
-         efek lain kalau kekenyangan ikan akan terdiam, hati-hati bila terjadi sesuatu yg mengejutkan ikan akan muntah, efeknya air akan rusak dan ikan akan keracunan
-         efek yang lain lagi kalau ikan diam menggantung parasit akan mudah menyerang (hati-hati bila timbul bintik putih, atau bintik merah) maka akan terjadi kematian yang lumayan banyak. cegahlah selagi bisa dgn menerapkan pemberian pakan yg secukupnya saja (80% dari kekenyangan ikan). disamping efisien pakan juga hemat
-         Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat. (untuk pakan benih    PF-800/ PF-1000 bisa 3 x sehari tergantung cuaca dan musim)
-         Pakan difermentasi menggunakan probiotik EBS Pro untuk menghasilkan enzim :  protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak.
-         Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu), pemberian pakan yang berubah-ubah jelas mengganggu/merusak jam biologis makan ikan
-         Teknik pergantian pakan, pergantian pakan sangat berpengaruh pada tingkat keseragaman ukuran ikan. Pada saat pergantian pakan sebaiknya di mix/campur dengan ukuran pakan pengganti.
-         Program puasa 1 x makan setiap minggu, bertujuan untuk memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat. Teknik ini terbukti efektif dan tidak menganggu daya tumbuh ikan
-         Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/ polymer/ biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar
-         Target pakan untuk menghindari over size, Setiap siklus target pakan dihitung/disesuaikan dengan jumlah benih yang ditebar dan teknik budidaya yang diterapkan
4. Pemberian pakan merata dipermukaan
Penebaran pakan merata dipermukaan, untuk pemerataan pertumbuhan, sebab pada benih kecil yang baru ditebar daya jelajah ikan belum luas sehingga ,asing-masing ikan diharapkan mendapatkan porsi makan yang sama

MANAJEMEN SAMPAH ORGANIK
pemberian kapur. kapur dapat meningkatkan pH, alkalinitas, mengikat CO2 dan menekan munculnya H2S. Disamping itu juga dapat mempercepat penguraian bahan organik oleh mikroba (probiotik). dosis bervariasi 10 - 20 gr/m3. maksimal 50 gr/m3 bila sangat diperlukan.
1.  Hindarkan penumpukan sampah organik (sirkulasi, shypon), Bila endapan sudah terlalu banyak, sebaiknya endapan dibuang untuk menghindari resiko terbentuknya racun yang langsung meracuni ikan ataupu yang merusak media
2.  Keseimbangan sampah organik (C : N Ratio), C:N ratio dihitung dari jumlah pakan yang masuk dan asumsi FCR yang diperoleh, C:N ratio yang seimbang ada di kisaran 15-20
3.  Penambahan bahan penyeimbang
-         Probiotik
-         Tetes/ Gula/ Terigu
-          
4.  Pengadukan bahan organik untuk menghasilkan substrat
-         Pengadukan dalam teknologi biofloc berfungsi :
- Mengaduk bhn organik agar tdk mengendap, jadi teraduk dan dirombak oleh baklteri sehingga lebih aman/baik bagi lingkungan
- Tentu kecepatan pengadukan ada pengaruhnya. Terlalu kencang juga berpengaruh pada ikan, terlalu lemah akan terjadi pengendapan di daerah arus lemah. Jadi kalo semburan pompa terlalu kuat, hrs dibuatkan cabang-cabang shg lbh rata.
sementara penambahan karbon ke dalam air cukup dari tetes atau tepung terigu/kanji saja. Yang fungsinya adalah :
- Merangsang perkembangan bakteri pembentuk floc dalam air.
-Mengurangi kandungan ammonia dan didaur ulang menjadi protein dlm sel mikroba
5.  Pembuangan endapan didasar kolam untuk menghindari amoniak dan nitrat, H2S dan CO2
MANAJEMAN BUDIDAYA
1. Rotasi Panen
a.   Pengelolaan mudah, panen terjadwal dan kontinuitas produksi terjaga
b.  Penghematan cash how, dengan sistim rotasi cashflow bisa dihemat sampai dengan 35% sedangkan profit margin/keuntungan masih tetap
c.   Rutinitas panen dan tebar benih, membantu kontinuitas supply konsumsi dan ketersediaan benih
d.  Hindari panen raya ( harga stabil ), waktu tebar yang bersamaan memungkinkan terjadinya panen raya yang menyebabkan harga jatuh
e.   Rotasi panen kawasan, waktu panen dalam satu kawasan hendaknya tidak seragam, diperlukan komunikasi dengan sesama pembudidaya
2. Target Panen Ideal
-   Waktu            : sesuai rencana dan sistem rotasi
-   Ukuran           : sesuai dengan ukuran pasar ( size, volume )
3. Pengelolahan Panen
-   Waktu panen   : pagi/ sore ( hindarkan suhu eksteem )
-   Penanganan cepat dan tepat ( grading akurat )
RECORDING
( P e n c a t a t a n )
1.  Kontrol harian/ siklus,
sangat berguna untuk bahan evaluasi siklus budidaya selanjutnya dan untuk perbandingan dengan sistem yang berbeda, kontrol harian ini membutuhkan checklist yang harus diisi oleh pembudidaya atau oleh operator
2.  Fluktuasi pasar,
untuk mengetahui fluktuasi harga dan trend permintaan pasar untuk menghindari harga jatuh akibat over suply produksi
3.  Fluktuasi kendala/ penyakit ,
berguna untuk antisipasi terhadap ancaman penyakit yang berbeda pada setiap musim  ( pancaroba, hujan, kemarau )
4.  Keuangan dan harga panen,
sebagai evaluasi kelayakan bisnis, untuk mempertimbangkan perluasan usaha dan permodalan
BIOSECURITY
1.  Kawasan kolam steril, aman dari gangguan manusia (anak-anak) dan predator (hewan pemangsa)
2.  Aman dari gangguan suara, fisik dan cahaya, temperatur, gangguan ini sangat berpengaruh langsung terhadap menurunnya sistim kekebalan tubuh ikan sehingga ikan dalam waktu yang singkat mudah stress dan terserang penyakit
3.  Peralatan digunakan hanya untuk perkolam
4.  untuk menghindari penyebaran penyakit. Untuk menghindari penyebaran dan penularan penyakit
Catatan:
Beberapa jenis bakteri (misal: Edwardsiela sp.) dalam bentuk spora bisa bertahan selama 6 bulan dalam kondisi kering, beberapa jenis lagi (flagelata) bahkan bisa bertahan sampai lebih dari 1 tahun dalam bentuk cysta. Jadi menjadi sangat penting proses disinfektan kolam dan peralatan un tuk menghindari penularan dan berkembangbya penyakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar