SOP BIO FLOC
Sumber : Klik
1.
PERSIAPAN MEDIA
a.
Desinfektan (suci
hama) Kolam
(formalin,
methyline blue, kalium pengamanat)
b.
Ketinggian air
minimal 80-100 cm
·
Rentang
perubahan suhu rendah, sehingga suhu relatif stabil
·
Toleransi
tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik)
·
Ruang
yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas
c. Air dikondisikan 1-2 hari
-
Menstabilkan
komposisi kimia air/reaksi kimia air sudah selesai
-
Penggaraman
500 - 1000 gram/m³ (maksimal 15 promill),
untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen
-
Stabilisasi
kimia air dan pH air
-
Memberi
waktu untuk populasi dekomposer (probiotik), agar mampu mendominasi media
Catatan kasus
kematian benih pada awal tebar:
penyebab bisa macam2. misal, beberapa hari setelah tebar kena hujan,
planktonnya goncang, amonia naik juga biosa menyebabkan kematian spt itu.
serangan parasit protozoa (trichodina,
ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus,
gyrodactilus ) juga bisa menyebabkan
kematian spt itu, yg biasanya semakin ganas saat cuaca dingin. dan kemungkinan
masih banyak lagi. Serbetul. biasanya, saat cuaca dingin atau hbs
hujan dimana plankton mati (amonia tinggi) nafsu makan ikan turun dan ikan
menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang. ikan menggantung selanjutnya
banyak makmum yang mengikuti.
2.
APLIKASI PROBIOTIK
a.
Probiotik 2
liter/ hektar
b.
Bakteri yang
diaplikasikan :
-
Bacilus substilis
-
Bacilus polymixa
- Bacilus thermopillic
- DLL
-
c. Air dikondisikan 5-7 hari
Populasi bakteri pendukung
(dekomposer) mendominasi media
d.
Intensitas dan
dosis aplikasi probiotik
-
Persiapan media 4 cc/m³
-
Pada saat tebar benih 2 cc/m³
-
Selanjutnya pada hari ke-7, 14, 19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49,
52, 54, 56, 58, 60 masing-masing 2 cc/m³
e.Fermentasi
pakan dengan probiotik 2 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk
menghindari kontaminator
3.
KONTROL KUALITAS AIR
a. Dominasi
plankton dan zooplankton
-
Warna : hijau muda
cerah – hijau tua pekat
-
Bau :
tidak berbau – bau lumut
Pada masa dominasi ini banyak tedapat algae yang termasuk
plankton (phytoplankton = plankton yang bersifat tumbuhan dan bisa
berfotosintesis). kalo plankton yang bersifat hewan = zooplankton, plankton yang hidup dari sampah (bhn organik disebut saproplankton (termasuk bakteri dan
jamur). plankton sendiri didefinisikan sebagai jasad renik yg hidup
melayang-layang dalam air, bergerak sedikit/tidak bergerak dan selalu mengikuti
arus.
Pada fase ini kita perlu berhati-hati terhadap Blue
Green Algae (BGA), yang muncul dan
dominan karena lingkungan mendukungnya. Dalam hal ini jenis fitoplankton lain tidak
tumbuh. Misalnya N/P ratio rendah (miskin mineral), BGA tetap tumbuh krn bisa
mengikat N dr udara. Sinar matahari cukup. Jadi utk menekan perkembangan BGA
(selain ganti air) adalah menambah N (pupuk ZA jangan urea), aplikasi probiotik
dan kurangi sinar yg masuk ke kolam dengan menutup sebagian atau seluruh atas
kolam
Cirinya, air akan
berwarna hijau gelap/tua, kadang permukaan berlendir, bisa mempengaruhi nafsu
makan (nafsu makan turun) dan muncul kotoran putih yang mengambang di permukaan
(untuk lele ukuran pendederan - besar). karena terjadi infeksi pada pencernaan
(hemocytic enteristik)
Bila terjadi overbloom
(terlalu pekat) bisa digunakan bhn kimia perusi (copper sulfat) 0,1 - 0,5 g/m3. atau bahan yg mengandung bhn aktif copper sulfat, adapun dosis mengikuti
petunjuk obat tsb.
untuk kolam tanah, bisa
menggunakan liat yg diencerkan hingga cair kemudian ditebar secara merata
dipermukaan kolam. air spt warna sungai banjir. dgn demikian, BGA akan terikat
oleh liat dan mengendap, disamping itu, permukaan yg keruh akan
mengurangi/menghalangi sinar matahari shg perkembangan BGA bisa dihambat.
plankton
tersebut memang bisa tumbuh di perairan sekritis apapun dan semiskin apapun.
sifatnya kosmopolitan.. mudah hidup dimana-mana dlm kondisi apapun. plankton
lain nggak bisa hidup plankton ini mudah beradaptasi dimana saja. Sungguh tanda
kebesaran ILLAHI. asal ada sedikit P, dia bisa hidup krn bisa ambil N dr udara.
b. Dominasi
bakteri pengurai
-
Warna : coklat teh
– coklat muda – coklat
pekat
-
Bau :
tidak berbau – bau asam amino
c. Dominasi
bakteri photosintetic
-
Warna : coklat keruh
– merah muda cerah
-
Bau :
asam amino atau bau asam (kecut)
Rumus kimia dominasi bakteri fotosintetik
6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 6 S + energi (kalor)
Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+), menghilangkan H2S yang ada dalam air.
Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat
6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 6 S + energi (kalor)
Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+), menghilangkan H2S yang ada dalam air.
Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat
jenis plankton ini, bisa
menyerap amonia dan H2S, masalah utama dalam
akuakultur yang sering menimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah
terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri
fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak
menghasilkan oksigen.
Disamping dibaca dari perubahan warna dan kekeruhan, kualitas air
dibaca dari perilaku ikan:
Media baik : ikan aktif bergerak,
cenderung dibawah, nafsu makan tinggi
Media jelek: ikan
lamban, nafsu makan turun, ikan cenderung menggantung di permukaan
Bila
media sudah tidak nyaman, segera lakukan pergantian air maksimal 30%, atau
dengan penambahan dekomposer
4.
INDIKATOR KUALITAS AIR
a. Air
Sehat
-
Warna
cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
-
Perilaku
ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada
didasar kolam
-
Air
tidak berbau →
bau asam amino
-
Air tidak sehat - Warna kusam, pekat,
permukaan berminyak
-
Akibat
dominasi Blue Green Algae
-
Perilaku
ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan
kurang
-
Bau
menyengat → amoniak atau anyir
b. Pergantian
air
-
Situasional,
selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti
-
Pergantian
air Maks 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan ikan
stress dan mengalami penyusutan berat badan
-
Air
yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan
amonia dan nitrit tinggi
-
Pergantian
dengan cara sirkulasi, untuk menghindari perubahan yang ekstreem dan membuat
ikan stress
MANAJEMEN BENIH
-
Benih
dari induk yang unggul ( masamo )
-
Benih
sehat, gerak aktif dan lincah
-
Ukuran
sama
-
Dari
satu induk yang sama (kecepatan tumbuh sama)
-
Warna
seragam
-
Organ
lengkap
-
Bentuk
proporsional
-
Benih
dari pembenih/ hatchery yang terpercaya
MANAJEMEN PAKAN
1. Pakan berkualitas kualitas
(referensi dari pembudidaya yang sudah mencoba) dan ketersediaan di wilayah
sekitar (efisiensi biaya transportasi), pemilihan
produk didasarkan pada bukti
2. Ukuran pakan disesuaikan dengan
bukaan mulut ikan, dengan tujuan pertumbuhan ikan rata (racak)
3. Feeding program (program pakan)
Dari
pakan yang dimakan ikan, dihasilkan C organik,
N organik, P organik yang dikeluarkan oleh ikan lewat insang (ekskresi) dan sebagian dibuang dalam bentuk
feaces (kotoran). Limbah organik ini yang bereaksi membentuk amonia, nitrit dan zat lain yang
meracuni ikan dan merusak komposisi media dan berpotensi besar merangsang
pertumbuhan bakteri pathogen
(penyakit)
-
Porsi makan → daya tumbuh
optimum perhari (ADG = Average Daily Growth)
·
Kondisi alam sekitar
·
Intensitas cahaya matahari yang masuk
ke kolam
·
Suhu media (air)
·
Komposisi kimia dan biologi air
·
Jenis benih
·
Teknologi budidaya yang digunakan
-
Porsi makan 80% dari daya kenyang, disediakan ruang dilambung untuk
produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap
sempurna
-
ikan
lele memiliki kodrat mulutnya lebar selebar badan / kepalanya. filosofinya ikan
ini rakus makan. ikan akan makan sampai lambungnya penuh. nah bayangkan kalo
lambung sudah penuh kemudian pakan mengembang.. apa jadinya?
-
perut/pencernaan
akan membengkak, mungkin juga luka. selanjutnya bakteri dalam pencernaan
menyerang. biasanya penyakit perut bengkak/kembung karena infeksi bakteri Edwardsiella sp. bakteri ini susah
diberantas tuntas karena membentuk cysta
-
efek
lain kalau kekenyangan ikan akan terdiam, hati-hati bila terjadi sesuatu yg
mengejutkan ikan akan muntah, efeknya air akan rusak dan ikan akan keracunan
-
efek yang lain lagi
kalau ikan diam menggantung parasit akan mudah menyerang (hati-hati bila timbul
bintik putih, atau bintik merah) maka akan terjadi kematian yang lumayan
banyak. cegahlah selagi bisa dgn menerapkan pemberian pakan yg secukupnya saja
(80% dari kekenyangan ikan). disamping efisien pakan juga hemat
-
Frekuensi pakan sesuai dengan
metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme
ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada
rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ
pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat. (untuk pakan benih PF-800/ PF-1000 bisa 3 x sehari tergantung
cuaca dan musim)
-
Pakan difermentasi menggunakan probiotik
EBS Pro untuk
menghasilkan enzim : protease, amilase,
lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%,
dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak.
-
Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu), pemberian pakan yang
berubah-ubah jelas mengganggu/merusak jam biologis makan ikan
-
Teknik pergantian pakan, pergantian pakan sangat berpengaruh
pada tingkat keseragaman ukuran ikan. Pada saat pergantian pakan sebaiknya di
mix/campur dengan ukuran pakan pengganti.
-
Program puasa 1 x makan setiap minggu, bertujuan untuk memberikan kesempatan
pada organ pencernaan untuk istirahat. Teknik ini terbukti efektif dan tidak
menganggu daya tumbuh ikan
-
Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/ polymer/
biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar
-
Target pakan untuk menghindari over
size, Setiap siklus
target pakan dihitung/disesuaikan dengan jumlah benih yang ditebar dan teknik
budidaya yang diterapkan
4. Pemberian
pakan merata dipermukaan
Penebaran pakan merata dipermukaan,
untuk pemerataan pertumbuhan, sebab pada benih kecil yang baru ditebar daya
jelajah ikan belum luas sehingga ,asing-masing ikan diharapkan mendapatkan
porsi makan yang sama
MANAJEMEN SAMPAH ORGANIK
pemberian
kapur. kapur dapat meningkatkan pH, alkalinitas, mengikat CO2 dan menekan munculnya H2S.
Disamping itu juga dapat mempercepat penguraian bahan organik oleh mikroba
(probiotik). dosis bervariasi 10 - 20
gr/m3. maksimal 50 gr/m3 bila
sangat diperlukan.
1. Hindarkan
penumpukan sampah organik
(sirkulasi,
shypon), Bila endapan sudah terlalu banyak, sebaiknya endapan dibuang untuk
menghindari resiko terbentuknya racun yang langsung meracuni ikan ataupu yang
merusak media
2. Keseimbangan
sampah organik (C : N Ratio),
C:N ratio dihitung dari jumlah pakan yang masuk dan asumsi FCR yang diperoleh,
C:N ratio yang seimbang ada di kisaran 15-20
3. Penambahan
bahan penyeimbang
-
Probiotik
-
Tetes/
Gula/ Terigu
-
4. Pengadukan bahan
organik untuk menghasilkan substrat
-
Pengadukan dalam teknologi biofloc berfungsi
:
- Mengaduk bhn organik agar tdk mengendap, jadi teraduk dan dirombak oleh baklteri sehingga lebih aman/baik bagi lingkungan
- Tentu kecepatan pengadukan ada pengaruhnya. Terlalu kencang juga berpengaruh pada ikan, terlalu lemah akan terjadi pengendapan di daerah arus lemah. Jadi kalo semburan pompa terlalu kuat, hrs dibuatkan cabang-cabang shg lbh rata.
sementara penambahan karbon ke dalam air cukup dari tetes atau tepung terigu/kanji saja. Yang fungsinya adalah :
- Merangsang perkembangan bakteri pembentuk floc dalam air.
-Mengurangi kandungan ammonia dan didaur ulang menjadi protein dlm sel mikroba
- Mengaduk bhn organik agar tdk mengendap, jadi teraduk dan dirombak oleh baklteri sehingga lebih aman/baik bagi lingkungan
- Tentu kecepatan pengadukan ada pengaruhnya. Terlalu kencang juga berpengaruh pada ikan, terlalu lemah akan terjadi pengendapan di daerah arus lemah. Jadi kalo semburan pompa terlalu kuat, hrs dibuatkan cabang-cabang shg lbh rata.
sementara penambahan karbon ke dalam air cukup dari tetes atau tepung terigu/kanji saja. Yang fungsinya adalah :
- Merangsang perkembangan bakteri pembentuk floc dalam air.
-Mengurangi kandungan ammonia dan didaur ulang menjadi protein dlm sel mikroba
5. Pembuangan
endapan didasar kolam untuk menghindari amoniak dan nitrat, H2S dan CO2
1. Rotasi
Panen
a.
Pengelolaan mudah, panen terjadwal dan kontinuitas
produksi terjaga
b.
Penghematan cash how, dengan sistim rotasi cashflow bisa
dihemat sampai dengan 35% sedangkan profit margin/keuntungan masih tetap
c.
Rutinitas panen dan tebar benih, membantu kontinuitas supply konsumsi
dan ketersediaan benih
d.
Hindari panen raya ( harga stabil ), waktu tebar yang bersamaan
memungkinkan terjadinya panen raya yang menyebabkan harga jatuh
e.
Rotasi panen kawasan, waktu panen dalam satu kawasan
hendaknya tidak seragam, diperlukan komunikasi dengan sesama pembudidaya
2. Target
Panen Ideal
-
Waktu :
sesuai rencana dan sistem rotasi
-
Ukuran :
sesuai dengan ukuran pasar ( size, volume )
3. Pengelolahan
Panen
-
Waktu
panen : pagi/ sore ( hindarkan suhu
eksteem )
-
Penanganan
cepat dan tepat ( grading akurat )
RECORDING
( P e n c a t a t a n )
1. Kontrol
harian/ siklus,
sangat berguna
untuk bahan evaluasi siklus budidaya selanjutnya dan untuk perbandingan dengan
sistem yang berbeda, kontrol harian ini membutuhkan checklist yang harus diisi
oleh pembudidaya atau oleh operator
2. Fluktuasi
pasar,
untuk mengetahui
fluktuasi harga dan trend permintaan pasar untuk menghindari harga jatuh akibat
over suply produksi
3. Fluktuasi
kendala/ penyakit ,
berguna untuk
antisipasi terhadap ancaman penyakit yang berbeda pada setiap musim ( pancaroba, hujan, kemarau )
4. Keuangan
dan harga panen,
sebagai evaluasi
kelayakan bisnis, untuk mempertimbangkan perluasan usaha dan permodalan
BIOSECURITY
1. Kawasan kolam
steril, aman dari gangguan manusia
(anak-anak) dan predator (hewan pemangsa)
2. Aman dari
gangguan suara, fisik dan cahaya, temperatur,
gangguan ini sangat berpengaruh langsung terhadap menurunnya sistim kekebalan
tubuh ikan sehingga ikan dalam waktu yang singkat mudah stress dan terserang
penyakit
3. Peralatan
digunakan hanya untuk perkolam
4. untuk menghindari penyebaran penyakit. Untuk menghindari
penyebaran dan penularan penyakit
Catatan:
Beberapa jenis bakteri (misal: Edwardsiela sp.) dalam bentuk spora bisa
bertahan selama 6 bulan dalam kondisi kering, beberapa jenis lagi (flagelata) bahkan bisa bertahan sampai
lebih dari 1 tahun dalam bentuk cysta.
Jadi menjadi sangat penting proses disinfektan kolam dan peralatan un tuk
menghindari penularan dan berkembangbya penyakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar